Hakikat Pendidikan Dan Aliran-alirannya

Photo of author
Written By Hilda Nur Maziyah

Lorem ipsum dolor sit amet consectetur pulvinar ligula augue quis venenatis. 

Hakikat Pendidikan Dan Aliran-alirannya – Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan. Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah menemui beberapa kesulitan. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak nakalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami selaku penyusun makalah mengucapkan tereima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Bapak Herwin Widyatmoko, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan. Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari pihak lain, agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, pemakalah berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pemakalah dan pembaca, serta dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran bagi yang membutuhkan.

Hakikat Pendidikan Dan Aliran-alirannya

Latar Belakang Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman pendidikan hanya dianggap sebagai formalitas, bukan sebagai keharusan yang harus dimiliki setiap orang dalam mengembangkan atau menumbuhkan potesnsinya. Oleh karena itu  mulai dari sekarang pendidikan  harus didasari dengan pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju kedewasaan. Tanpa pendidikan manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita- cita) untuk maju.

Mengingat pentingnya pendidikan untuk kehidupan, pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilansaja, namun sebagai usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehinngga dapat tercapai kehidupan yang diinginkan. Hampir setiap negara atau bangsa mempunyai pandangan hidup yang berbeda. Begitu pula setiap orang juga mempunyai tujuan pendidikan yang bermacam- macam. Oleh karena itu setiap orang harus menekuni dan mengembangkan potensi yang pada diri setiap individu. Sejalan dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan muncul lah berbagai macam aliran- aliran yang umummnya mengemukakan suatu gagasan atau pendapat mengenai pendidikan.  

Uraian  latar belakang tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukan semata- mata sebagai sarana untuk persiapan keidupan yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaannya.

Rumusan Masalah

Uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah, diantaranya :

  1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan
  2. Apa saja aliran-aliran yang ada dalam hakikat pendidikan

Tujuan

            Uraian rumusan masalah diatas, memuat tujuan sebagai berikut :

  1.  Untuk menjelaskan mengenai maksud dari hakikat pendidikan
  2. Untuk mengetahui dan menjabarkan aliran-aliran  yang terdapat dalam hakikat kehidupan

Manfaat

            Manfaat dari penulisan makalah ini yakni sebagai berikut :

  1. Bagi pemakalah untuk memenuhi tugas
  2. Bagi pembaca sebagai wawasan

Pengertian Hakikat Pendidikan

Hakikat menurut KBBI ialah dasar atau intisari. Secara definisi hakikat berarti kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya). Secara sederhana, hakikat dapat dijelaskan sebagai suatu kebenaran atau kenyataan mengenai sesuatu yang terjadi. Pendidikan dalam arti sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai- nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

Secara etimologi pendidikan berarti pedagogi, sedangkan secara definitif pendidikan diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut :

  1. John Dewey nerpendapat bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan- kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
  2. Langeveld berpendapat bahwa mendidik adalah mempengaruhu anak dalam usha membimbingnya supaya menjadi dewasa.
  3. hoogeveld berpendapat bahwa mendidik adalah membntu anak supaya iya cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawab nya sendiri
  4. SA. Bratanata dkk berpendapat bahwa pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembngannya memcapai kedewasaanya.
  5. Rousseau berpendapat bahwa pendidikan memberikita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
  6. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahawa mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
  7. GBHN berpendapat bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Penjelelasan dan pendapat dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat pendidikan adalah proses interaksi pembelajaran dalam upaya membentuk dan mengembangkan potensi dan kepribadian sesuai dengan nilai dan kebudayaan yang ada dalam lingkungan masyarakat sebagai bentuk pengalaman belajar.

Aliran- Aliran Hakikat Pendidikan

Hakikat Pendidikan memiliki nuasansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banya bermunculan pemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya, banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan,diantaranya:

Aliran Empirisme

Tokoh aliran Empirisme adalah John Locke,filosof Ingrris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orang tua (faktor ke

turunan) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar yang memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungannya tidak mendukung. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada aliran empirisme pendidikan lebih menekankan pada peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan , yang mana akan membentuk karakter, tingkah laku, dan sikap peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

Aliran Nativisme

Tokoh aliran nativisme adalah Schopenhauer. Ia adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat dan sebaliknya jika anak memiliki bakat yang baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Jadi, pendidikan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak ditentukan oleh  bakat yang dibawa sejak lahir dan bersifat herediter.

Aliran Naturalisme

Tokoh aliran ini adalah J. J. Rousseau. Ia adalah filosof Prancis yang hidup tahun 1712-1778. Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehinggan aliran naturalisme sering disebut negativisme. Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran (M. Arifin dan Aminuddin R., 1992:9), yaitu :

  1. Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan didalam dirinya secara alami.
  2. Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak didik kearah pandangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik.
  3. Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya. Meliat aspek tersebut dapat kita pahami bahwa pendidikan memfokuskan pada faktor kemampuan individu tiap- tiap anak, karena setiap anak tentunya memiliki bakat tersendiri.
  4. Aliran Konvergensi

Tokoh aliran ini adalah William Stern. Ia seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran konvergensi merupakan kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik.

Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak. Denganh demikianm, aliran konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, Willian Stern tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetrapkan. Dalam hal ini berarti dalam proses pendidikan atau proses mendidik, seorang pendidik  dalam memberikan pengajaran bergantung pada faktor bakat yang ada pada seorang anak dan faktor lingkungan

Aliran Progresivisme

Tokoh aliran Progresivisme adalah Johan Dewey. Aliran ini berpendapat bawah manusia mempunya kemampuan-kemampuan yang wajar dapat menghadapi serta mengatasi masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya. Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibandingkan makhluk lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut kita dapat mengetahui bahwa pendidikan memberikan kesempatan pesera didik untuk bebas dan aktif dalam belajar.

Aliran Esensialisme

Aliran esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme. Sumbangan yang di berikan keduanyaa bersifat eklektik. Artinya ,dua aliran tersebut bertemu sebagai pendukung esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus  bersedikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan.Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tantangan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dan kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat abad yang lalu, yaitu Zaman Renabans. Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa pada aliran esensialisme pendidikan menekankan pada nilai- nilai kebudayaan yang ada pada masa lampau

Aliran Perenialisme

Tokoh aliran perenialisme adalah Piato Aris toteles, dan Thomas Aquino. Perenialisme memndang bahwa kepercayaan eksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasr pendidikan sekarang.Jadi dapat disimpullkan bahwa aliran perenialisme pendidikannya mengarah pada mengajak peserta didik untuk membiasakan diri berpikir sejak dini.

Aliaran Konstruktivisme

 Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Glamba tista vico, seorang epistemology italia,ia dipandang sebagi cikal bakal lahirnya Konstruksionisme ia mengatakan bahwa tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuhan dari ciptaan (Paul Suparno 1997;24). Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan Interaksi Kontinu anatara Individu satu dengan lingkunganya. Jadi dapat disimpulkan bahwa aliran konstruktivisme  pendidikannya lebih menekankan pada proses memahami secara menyeluruh mengenai suatu hal atau pengetahuan mengenai materi pembelajaran.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa,  pendidikan merupakan faktor yang sangat berperan dalam proses perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik, baik dalam perubahan sikap, karakter, dan tingkah laku. Dalam hal itu tentunya terdapat perbedaan- perbedaan dalam proses pendidikan yang harus disesuaikan dengan sosiologi maupun psikologi peserta didik.

Saran

Setelah mengetahui mengenai hakikat pendidikan dan berbagai alirannya, diharapkan bahwa dalam proses pendidikan dapat disesuai dengan peserta didik. Selanjutnya, pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tentunya terdapat kesulitan dan kekurangan, untuk itu diharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran guna menyempurnakan makalah ini.

Tinggalkan komentar